PALU – Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulawesi Tengah, menyoroti Asosiasi Pengusaha Tambang Batuan (Aspeta) Palu, terkait rencana melakukan ekspansi material tambang untuk menopang pembangunan di Pulau Kalimantan selaku calon Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.
“Hal yang penting dipikirkan sebelum jauh melangkah ke Kalimantan, untuk memobilisasi material menopang pembangunan Ibu Kota Negara yang baru adalah melihat seberapa jauh kesiapan lingkungan Kota Palu sendiri, untuk dikeruk hanya karena demi pundi-pundi rupiah,” ucap Direktur Jatam Sulteng, Muh. Taufik, Rabu (16/09).
Kata dia, jangan sampai mobilisasi material pasir dan batuan, yang akan dibawah untuk pembangunan IKN, justru menjadi bagian yang membuat semakin masifnya kerusakan lingkungan di Sulteng, khsusunya wilayah pesisir teluk palu, yang merupakan tempat puluhan izin-izin tambang pasir dan batuan.
“Kenapa ini menjadi aspek penting, karena kita tidak mau mimpi peningkatan pendapatan dari sektor tambang, khususnya tambang pasir atau galian C. Menutupi aspek keberlangsungan lingkungan hidup di sulteng,” katanya.
Olehnya, Jatam menilai penting dorongan bagaimana semua perusahaan tambang di pesisir teluk palu dievaluasi. Lebih lagi, berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh Dinas ESDM Provinsi Sulteng beberapa waktu yang lalu, terdapat 47 perusahaan tambang pasir dan batuan, diduga belum memiliki Kepala Teknik Tambang (KTT) dan Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB).
Sumber : https://media.alkhairaat.id/jatam-sulteng-soroti-rencana-aspeta-palu-ekspansi-material-ke-ikn/